
BLORA, SUARA JATENG – Minggu, 26/05/2024 warga Dese Tambaksari Dk ngawenan, Kecamatan Blora, Kabupaten Blora, menyelenggarakan tradisi sedekah bumi atau bersih desa.
Bersih Desa sendiri merupakan slametan atau upacara adat Jawa yang dilakukan tiap tahun, Perlengkapan berasal dari warga untuk menyumbangkan makanan khas sedekah bumi(Gasdeso). Bersih desa dilakukan oleh masyarakat untuk membersihkan desa dari segala bentuk hal yang kurang berkenan dengan memohon perlindungan kepada Allah Swt.
Tradisi Bersih Desa sebagai upacara adat memiliki makna spiritual di baliknya, Bersih Desa bertujuan untuk mengungkapkan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang didapat.
Berbagai kegiatan dilaksanakan mulai dari mengadakan selamatan, Bersih desa ini juga dihadiri Kepala Desa Achmad Heru Gunawan beserta perangkat desa, Ketua RW, RT, Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Masyarakat mulai berdatangan ke lokasi dengan membawa berbagai makanan. Lokasi kegiatan mulai ramai dan semarak dengan adanya hiburan kesenian Ketoprak di sendang dan campursari dirumah kades untuk menghibur tamu yang ikut menikmati suguhan makanan/jajanan khas sedekah bumi.

Penampilan dari para seniman Jawa tersebut semakin menghibur masyarakat yang hadir, sehingga kegiatan bersih semakin meriah. Acara selanjutnya yaitu doa untuk kesejahteraan khususnya masyarakat Dk ngawenan Tambaksari.
selaku modin Ngaweanan Tambaksari Blora memimpin doa keselamatan dan kesejahteraan seluruh masyarakat. Selesai doa acara selanjutnya yaitu makan bersama makanan yang dibawa oleh masyarakat yang hadir di lokasi.
Tradisi sedekah bumi ini, merupakan salah satu bentuk ritual tradisional masyarakat di pulau jawa yang sudah berlangsung secara turun-temurun dari nenek moyang orang jawa terdahulu. Ritual sedekah bumi ini biasanya dilakukan oleh mereka pada masyarakat jawa yang berprofesi sebagai petani dan nelayan yang menggantunggkan hidup keluarga dan sanak famil mereka dari mengais rizqi dari memanfaatkan kekayaan alam yang ada di bumi.
Bagi masyarakat jawa khususnya para kaum petani dan nelayan, tradisi ritual tahunan semacam sedekah bumi bukan hanya merupakan sebagai rutinitas atau ritual yang sifatnya tahunan belaka. Akan tetapi tradisi sedakah bumi mempunyai makna yang lebih dari itu, upacara tradisional sedekah bumi itu sudah menjadi salah satu bagian dari masyarakat yang tidak akan mampu untuk dipisahkan dari budaya jawa .
Pada acara upacara tradisi sedekah bumi tersebut umumnya, tidak banyak peristiwa dan kegiatan yang dilakukan di dalamnya. Hanya saja, pada waktu acara tersebut biasanya seluruh masyarakat sekitar yang merayakannya tradisi sedekah bumi membuat tumpeng dan jajan khas sedekah bumi, Dumbek, Pasung, Tape, Bugis dll.

Warga berkumpul menjadi satu di Sendang di balai desa atau tempat tempat yang telah disepakati oleh seluruh masyarakat setempat untuk menggelar acara ritual sedekah bumi tersebut. Setelah itu, kemudian masyarakat membawa tumpeng dan jajanan khas sedekah bumi tersebut ke sendang atau tempat setempat untuk di doakan oleh sesepuh adat. setelah di doakan oleh sesepuh adat.
Nasi tumpeng dan jajanan yang sudah di doakan oleh sesepuh adat setempat kemudian di makan secara ramai ramai oleh masyarakat yang merayakan acara sedekah bumi itu. Namun, ada juga sebagian masyarakat yang membawa nasi tumpeng tersebut untuk dibawa pulang untuk dimakan beserta sanak keluarganya di rumah masing-masing.
Pembuatan jajanan khas sedekah bumi ini merupakan salah satu syarat yang harus dilaksanakan pada saat upacara tradisi tradisional itu. Makanan yang menjadi makanan pokok yang harus ada dalam tradisi ritual sedekah bumi adalah nasi tumpeng dan ayam panggang dan jajanan. Sedangkan yang lainnya seperti minuman, buah-buahan dan lauk-pauk hanya bersifat tambahan saja, tidak menjadi perioritas yang utama. pada acara akhir para petani biasanya menyisakan sebagian makanan itu dan diletakkan di sudut-sudut petak sawah dan sumur masing-masing, sebagai Bentuk Rasa Syukur. Dalam puncaknya acara ritual sedekah bumi di akhiri dengan melantunkan doa bersama-sama oleh masyarakat setempat dengan dipimpin oleh sesepuh adat. Doa dalam sedekah bumi tersebut umumnya dipimpin oleh sesepuh kampung yang sudah sering dan terbiasa mamimpin jalannya ritual tersebut.
Ada yang sangat menarik dalam lantunan doa yang ada dilanjutkan dalam ritual tersebut. Yang menarik dalam lantunan doa tersebut adalah kolaborasi antara lantunan kalimat kalimat Jawa dan dipadukan dengan doa yang bernuansa Islami.
Menurut Kepala Achmad Heru Gunawan, selain sebagai ucapan rasa syukur, tradisi sedekah bumi juga digelar sebagai bentuk rasa kebersamaan kepada sesama dengan memberikan sedekah atau sodakhoh berupa makanan.
“Selain sebagai rasa syukur kepada sang pencipta, sedekah bumi ini juga sebagai wujud pelestarian budaya yang sudah dilakukan turun- temurun, kata mbah-mbah dulu Sedekah Bumi dapat menolak balak atau menjauhkan dari musibah karena Sedekah Bumi sama dengan memberi sodaqoh,” kata Kades Achmad Heru Gunawan di sela-sela acara.
Kades sendiri mengajak kepada masyarakat Dusun Ngawenan Tambaksari Blora untuk tetap mempertahankan tradisi yang sudah dilakukan sejak puluhan atau bahkan ratusan tahun lalu.
“Sedekah bumi( Gasdeso ) adalah budaya masyarakat yang sudah dilakukan sejak lama dan menimbulkan efek positif, karena selain bisa bersilaturrahmi antar warga, juga menciptakan keramaian yang bisa saja menarik perhatian para wisatawan yang tahu kegiatan ini. Untuk itu, saya minta kepada semua warga untuk terus mempertahankan tradisi ini,” Pungkasnya Kades Heru